Sabtu, 27 Desember 2014

Tulisan Abstrak Tak Beralur

     Aku mempunyai mimpi. Mimpi yang paling aku harapkan terjadi dari jutaan mimpi yang pernah kurangkai saat dulu masih bersamanya. Biarkanlah aku bercerita tentang mimpiku ini...
     Aku adalah anak lelaki satu-satunya diantara 3 anak di keluarga ini. Aku anak kedua dari  bersaudara. Kakak pertama ku adalah seorang perempuan yang sudah bekerja di salah satu laboratorium peternakan unggas di Bogor, dan adik ku juga seorang perempuan yang masih bersekolah. Ayahku adalah seorang prajurit TNI dan ibuku adalah ibu rumah tangga yang mempunyai bisnis budidaya ikan patin.
     Dari kecil aku tidak pernah diajarkan atau di doktrin untuk menjadi tentara seperti ayah. Bahkan sampai sekarang pun aku tidak mempunyai baju loreng atau baju yang bergambar pesawat Sukhoi seperti anak tentara lainnya. Entah karena ayah tidak mau aku menjadi seperti itu atau memang ayah yang tidak mau membelikannya untukku, aku tidak pernah berani bertanya sampai saat ini. Dan memang bagiku itu tidaklah menarik. Satu-satunya barang yang menempel pada tubuhku yang bertuliskan TNI AU adalah sepatu pdh bekas yang sering kupakai ke sekolah. Hanya itu saja, selebihnya tak ada dan ayah memang lebih menyukai memberikannya kepada orang lain daripada ke anaknya sendiri.  Dalam hati kecilku aku ingin setidaknya memiliki satu baju yang menjadi ciri khas tentara, tetapi setiap aku mencoba minta ke ibu, ibu selalu bilang "buat apa? udah telat."
     Kembali lagi ke mimpi. Aku mempunyai sebuah keyakinan, setiap anak tentara baik laki-laki ataupun perempuan pasti mempunyai keinginan untuk menjadi seperti orang tuanya yang menjadi TNI, walaupun itu hanya sekecil biji sawi tapi aku selalu yakin akan hal itu. Tak terkecuali aku. Dari semenjak kecil aku ingin menjadi seorang anggota TNI, bagiku menjadi seorang anggota TNI adalah suatu kebanggaan tersendiri. Entah aku tak pernah bertanya kepada ayah apakah beliau setuju kepadaku untuk menjadi anggota TNI atau tidak, tapi aku pikir ayah akan setuju-setuju saja, tapi sayangnya ibu tak pernah merestuiku untuk menjadi seorang anggota TNI. Entahlah, aku selalu berdebat kalau sedang membahas masalah ini. Entah apa yang ada dipikiran ibuku ini bahwa menjadi seorang TNI adalah pilihan hidup terakhir, ibuku bukan hanya melarang aku menjadi seorang anggota TNI tapi juga untuk bersekolah di sekolah tinggi kedinasan yang ada di Indonesia. Aku sudah malam membahasnya untuk kesekian kalinya, karena aku selalu dianggap bodoh dan tolol untuk masuk kesana.
     Aku ingin menjadi anggota TNI atau masuk sekolah tinggi kedinasan. Bagiku akan menyenangkan sekali untuk dapat menjalani hidup menjadi seperti itu. Ya semoga saja aku diberikan kesehatan yang cukup untuk meraih semua cita-citaku itu. Aamiin...

Selasa, 23 Desember 2014

Sebuah Kisah Tentangmu - 3

"Kamu kenapa?" tanyaku heran.
"Kenapa apanya maksud kamu?" kamu mengernyitkan dahimu.
"Kamu sadar gak, kalau sekarang seperti ada sebuah dinding besar yang menghalangi kita. Kita tak sebebas dahulu saat berbincang, bertukar pikiran tentang rencana hidup kita." ucapku dengan polosnya tanpa berpikir panjang.
"Jadi maksud kamu, aku berubah?" kamu menjawabnya dengan kaget.
"Sepertinya tidak, aku lah yang berubah." ucapku untuk menghindari kekecawaan kamu, padahal kalau aku jujur kepada mungkin tidak akan seperti ini.
"Kamu berubah kenapa?" tanyamu penuh selidik.
"Aku sedang menyukai seorang wanita, lebih tepatnya menyayanginya. Dia selalu ada disini, saat kita berbincang kita saling menyambung satu sama lain tanpa pernah kehabisan bahan obrolan. Wanita  yang satu ini membuatku bingung." aku menjelaskan secara detail agar kamu tahu bahwa wanita itu adalah kamu.
"Siapa wanita itu? Teman sekolahmu?" tanyamu penuh dengan selidik. Ah sial, kamu tidak peka atau kamu pura-pura tidak peka kalau wanita itu kamu.
"Kalau itu kamu bagaimana?" senyumku sinis.
"Kamu tidak lagi bercanda kan? Iya kan?" Kamu menjawab spontan, pipimu merah dan langsung tertunduk malu. Ah betapa cantiknya dirimu saat itu, seandainya aku bisa menikmatinya lebih lama.
"Sayangnya aku sedang serius kali ini. Aku sedang tak ingin bercanda." jawabku dengan penuh ketegasan.
"Kamu ini ada-ada aja ya, aneh tau tidak. Sekarang kamu membuatku bingung harus bagaimana." tatapanmu, iya tatapanmu saat membalas ucapanku begitu bingung. Seperti anak kecil yang tertinggal ibunya di sebuah pasar.
"Kamu tidak usah pikirkan perasaanku, kamu bersikap biasa saja seperti sehari-hari kepadaku. Kamu bisa kan?" jawabku untuk meyakinkanmu
"Iya aku coba deh." kamu pun mengangguk.
Obrolan hari itu cukup sampai disitu, tanpa kata, tanpa suara, kamu pergi meninggalkanku disini. Meninggalkanku dalam sejuta rasa bersalah yang hinggap dihati. Meninggalkan dengan sejuta rasa penyesalan yang menyesakan dada sampai saat ini. Meninggalkan ku dengan perasaan menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi padamu.

*****
Minggu ke-1

     1 minggu adalah waktu yang lama untuk tidak berkirim kabar bagi kita yang hampir setiap hari saling menyapa di chat room yang kita buat. Aku pun sudah terbiasa dengan hal itu, aku sudah siap dengan segala resiko yang mungkin hadir ketika ku berkata jujur tentang perasaanku padamu. Kamu tidak pernah menolak ataupun menerima perasaanku itu, tapi aku sudah bisa menebak dari guratan matamu kala itu. Matamu mengartikan segalanya bagiku, matamu berkata bahwa "maaf hatiku sudah terisi oleh lelaki lain". Perlahan-lahan bayangmu pun pergi menjauh, suaramu semakin samar ku dengar dari sini, dan jejak kaki mu semakin melangkah jauh menjauhiku.

*****
Minggu ke-2

     2 minggu kemudian aku mendengarmu sedang dekat dengan seorang lelaki. Aku tidak tahu siapa lelaki itu, tidak pernah kamu sebutkan namanya dikala kita bersama untuk menikmati secangkir coklat panas. Aku termenung sendiri, apakah aku begitu mudah dilupakan dan kemudian digantikan dengan orang itu? Apakah aku sudah tidak bearti lagi bagimu? Aku, iya aku, orang yang dulu selalu ada untuk kamu disaat kamu galau karena pacarmu dahulu. Aku yang selalu siap mendengarkan curhatmu panjang lebar, memberikan semangat untukmu disaat kamu sedih, dan mendoakan mu disaat kamu sakit. Sebegitu tak berharganyakah diriku?
     Apakah kamu tahu? Selama 2 minggu aku selalu menunggu kabar darimu, aku ingin menyapamu terlebih dahulu tapi entah kenapa jari ini kaku tidak dapat mengetik sekedar "Apa kabar?".  Entah mengapa berat sekali, mungkin hatiku sudah tahu semuanya. Sayangnya pikiranku selalu berharap ada kamu di setiap detik hidupku. Dan kamu? Kamu hilang saja pergi kemana pun yang kamu suka, melupakan ku sendiri disini tanpa pernah menengok sedikit kearahku semenjak hari itu. Kamu terlalu asyik dengan duniamu, dengan lelaki barumu, sehingga aku yang sudah menunggu sejak lama disini tak kamu hiraukan keberadaannya.

*****
Minggu ke-3

     3 minggu setelah itu, aku pun tersadar akan suatu hal. Terlalu lama memang waktu yang dibutuhkan untuk sadar akan hal ini. Aku tersadar perkataan diriku sendiri, "Aku akan selalu menemanimu sampai kamu mendapatkan penggantimu. Selama itu pula aku selalu berada disampingnya, dan memberikan semangat. Setelah kamu mendapatkan penggantimu, kamu dan aku akan saling pergi. Kalau kamu di kemudian hari tersakiti (lagi) oleh lelaki, maka datanglah padaku kembali. Aku masih sama seperti dulu. Aku adalah koboi cinta dari Bogor, aku akan datang disaat kamu sedih dan akan pergi disaat kamu senang. Karena bagiku, membantumu bahagia sudah cukup membahagiakan aku disini.". Aku bodoh, sebegitu lamakah waktu yang dibutuhkan untuk mengingat ucapan itu? Seandainya aku mengingat lebih cepat ucapan itu, mungkin aku tidak akan pernah merasa kesepian seperti ini. Mungkin aku akan cepat menghadapi dunia ini tanpa kamu disampingku lagi karena kamu sudah dengan yang baru. Mungkin akan lebih cepat bagiku untuk menumbuhkan sayap hatiku yang hilang karena kamu bawa pergi dan kembali terbang normal seperti biasanya, yang biasa berteman sepi dan kesendirian di langit kehidupan yang luas ini.
     Kini pun aku terbiasa menikmati segelas coklat panas sendiri di sore hari ketika turun hujan disini, tanpa ada kamu lagi dihadapanku sore itu. Aku sudah melepaskanmu untuk pergi bersama lelaki itu. Tapi satu hal yang pasti, tempatku tidak akan pernah berubah, akan selalu disini. Minuman kesukaanku tidak akan pernah berubah walaupun musim telah berganti. Dan perasaanku padamu tidak akan pernah berubah sampai kapan pun, dengan harapan agar kamu mudah untuk menemukan ku disini.

Sabtu, 20 Desember 2014

Sebuah Impian: Berlibur ke Tanah Papua

     Liburan, satu kata yang tak bisa dilepaskan dari aktivitas kita. Kata ini menempel lekat di pikiran para pekerja, mahasiswa, anak sekolah, bahkan ibu rumah tangga pun memikirkan ini. Banyak cara yang ditempuh orang-orang untuk menghabiskan masa liburannya seperti sekarang, ada menghabiskan waktunya di rumah untuk berkumpul bersama keluarga, ada yang pergi ke pantai, bahkan ada yang ke Eropa atau Amerika untuk merasakan hujan salju. Tapi satu keingananku dari kecil, aku ingin menghabiskan waktu liburan ku di tanah Papua, bumi Cendrawasih.
     Aku ingin berlibur di Papua. Papua adalah tanah yang luhur, tanah yang kaya akan keindahan alam serta budayanya. Aku selalu ingin ke Papua, tempat dimana ayahku pertama kali bekerja sebagai anggota TNI. Ingin mendaki semua puncak-puncak gunung di Papua. Aku selalu berdoa untuk dapat berlibur ke Papua dan mendaki segala puncak gunungnya, untuk mengenal keindahan alamnya, untuk mengenal kebudayaan masyarakatnya.
     Aku ingin mendaki bukan sembarang gunung, gunung yang ingin kudaki adalah gunung tertinggi di Indonesia, yaitu kawasan Pegunungan Jayawijaya. Aku ingin menghabiskan waktu liburanku yang singkat ini untuk kesana.  Mendaki gunung ini dengan keluargaku atau dengan teman-teman seperjuanganku disini. Ingin merasakan, melihat, dan menjelajahi alam Indonesia khususnya tanah Papua. Yang indah alamnya, indah budayanya, indah langitnya, dan segala keindahan yang tak dapat terucap oleh mulut ini dari atas puncak gunung. Ini adalah impianku untuk menghabiskan masa liburku. Disana, di puncak Cartez, ada salju abadi di daerah tropis, salju yang memang ada tanpa campur tangan manusia. Aku ingin memakan salju abadi disana ditambah dengan manisnya sirup, pasti akan menyegarkan untuk menikmatinya. Kesegarannya akan kalah dengan kesegaran menikmati es doger Bogor bahkan es krim sekalipun di tanah Jawa. Aku pun ingin merasakan main seluncuran di salju, bermain lempar salju seperti di kartun Spongebob dan anak-anak di Eropa dan Amerika ketika musim dingin tiba, tanpa harus pergi kesana terlebih dahulu. Ada satu mimpi mustahilku, yaitu ingin membawa pulang salju abadi dari puncak Cartez dan menjadikannya oleh-oleh untuk temanku, itu akan menjadi oleh-oleh terkeren yang pernah aku bawakan seandainya itu bisa terjadi.  Aku ingin kesana setidaknya sekali dalam hidupku. Indonesia semuanya sudah lengkap, pantai yang indah, pasir putih yang bersih, laut yang biru, terumbu karang yang menghiasi laut, dan gunung-gunung yang indah dan harus didaki. Hanya gengsi saja yang membatasi pengetahuan kita tentang alam dan berlibur di Indonesia. .
    Aku tidak ingin menjadi orang Indonesia yang mengenal Indonesia hanya pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Aku ingin mengenal Indonesia yang benar-benar mengenal seluruh Indonesia. Mengenal Indonesia dari A sampai Z. Mengenal Indonesia yang kalau turis asing atau teman kerja dari luar negeri bertanya tentang Indonesia aku bisa menjawabnya dan membanggakan Indonesia.
"Aku tidak malu tidak pernah liburan berkeliling dunia. Aku tidak malu tidak pernah berfoto dengan ikon-ikon yang ada di dunia. Aku tidak malu tidak pernah melihat bule-bule di luar sana. Tapi aku malu kalau aku tidak pernah mengenal Indonesia. Tapi aku malu kalau aku tidak pernah berkeliling Indonesia yang kaya akan keindahan alamnya. Tapi aku malu tidak pernah berfoto dengan keindahan alamnya. Tapi aku malu tidak mengenal kebudayaan daerah negaraku sendiri. Aku malu hanya mengenal Indonesia sebagian saja. Mulai dari sekarang, aku selalu liburan di Indonesia, mulai sekarang aku menjelajahi keindahan alam Indonesia. Dan aku selalu bangga dan cinta menjadi bagian dari negara Indonesia. NKRI Harga Mati!"

Jumat, 28 November 2014

November dan Hujan

     Hujan dan November. Dua hal yang tak bisa dipisahkan, saat NOvember datang pasti musim hujan tiba. Banyak kenangan yang tersimpan bersama rintik hujan yang turun di bulan November. Kenangan yang tak bisa dilepaskan karena bagiku itu terlalu indah. Terlalu indah dan bermakna sehingga tak dapatku lupakan. Padahal aku tak tahu apakah kenangan kita masih kau ingat atau tidak, aku rasa kamu sudah melupakannya. Ah tak apa, aku memang masa lalumu yang patut dilupakan. Aku hanyalah masa lalumu yang suram, kusam, dan tak berwarna, tak ada hal yang berkesan yang kulakukan saat bersamamu saat hujan di bulan November ini turun.
     Aku mengenalmu saat hujan di bulan November, pertemuan yang tak sengaja. Aku dan kamu memang sebelumnya pernah berkenalan atau lebih tepatnya aku tahu kamu dan kamu tidak tahu siapa aku. Aku memang lelaki yang sedikit pendiam saat bertemu dengan seorang wanita yang belum dekat padaku. Aku memberanikan diri untuk mengajakmu berkenalan di kafe itu saat kamu menunggu hujan reda. Aku memanggil namamu dengan sedikit ragu dan kamu langsung menoleh sambil tersenyum panik melihatku. Ah kamu terlihat cantik sekali saat itu. Lalu aku mulai mengenalkan diriku, dan aku terkejut bahwa kamu mengenal diriku. Ah mungkin itu suatu kebetulan menebak kamu saja, atau mungkin kamu memang mengenal aku? Sampai saat ini aku hanya mampu menebak-nebak saja apa yang sebenarnya terjadi.
     Aku ingat hujan pernah menahanmu disini lebih lama dari seharusnya. Kamu menikmati segelas coklat panas dan aku menikmati segelas cappucino. Kamu bercerita bahwa hujan selalu mempunyai caranya sendiri untuk datang dan pergi. kamu bilang bahwa hujan dapat datang sesuka hatinya, terkadang hujan memberi tanda terlebih dahulu sebelum datang dengan langit gelapnya atau terkadang hujan datang tiba-tiba tanpa ada yang memberi tanda. Kamu juga bilang bahwa hujan dapat pergi sesukanya tanpa tanda yang jelas, apakah itu tiba-tiba atau pelan-pelan dan perlahan tanpa terasa bahwa hujan telah pergi. Kamu juga bilang bahwa kamu menyukai aroma setelah hujan. Kamu bilang bahwa aroma setelah hujan itu menyejukkan, memiliki aroma yang khas yang tak ada tandingannya. Kamu pun mengajariku untuk menikmati aroma sisa hujan saat kita bersama. Kini saat tak bersamamu, aku mengenangmu dengan cara menghirup aroma sisa hujan. Aku menikmati setiap hembusan nafasku menghirup aroma sisa hujan. Ini adalah caraku mengenangmu. Kamu selalu punya banyak cara untuk menghapuskan kebosanan kita berdua saat kita tertahan oleh hujan. Kamu selalu mempunyai cerita yang menarik yang membuatku selalu ingin berdua denganmu, merindukanmu saat kamu jauh, dan tak ingin melepaskanmu saat kamu berada disampingku.
     Hujan, kamu selalu mempunyai beribu cara untuk menyimpan sebuah kenangan. Beribu cara untuk bersyukur atas rahmat Tuhan yang diberikan kepadaku. Hujan, kamu pernah membantuku membuat sebuah kenangan yang indah. Kenangan yang hingga membuatmu menyukaimu, kenangan yang selalu membawaku kepada masa yang indah, masa yang tak ingin ku lupakan. Sebuah masa yang membuatku merasa menjadi seorang manusia seutuhnya, masa yang selalu bersyukur kepada Tuhan.
     Suara petir pun menghamburkan lamunanku tentang hujan, lamunan tentang masa laluku. Bersama rintik hujan ini, ingatanku tentangmu mengalir bagaikan hujan. Terkadang mengalir, terkadang tidak. Terkadang deras terkadang hanya gerimis. Terkadang menahanku untuk beraktifitas terkadang membuatku ingin menerobosnya. Hingga kini ku sadar bahwa kamu telah tak disampingku lagi.Kamu sudah tak menemani disaar hujan turun lagi, sudah tidak menemaniku untuk menikmati segelas cappucino lagi. Setelah sekian lama kamu pergi meninggalkanku sendiri, aku baru tersadar sekarang. Sadar bahwa kamu bukanlah memang untukku, kamu hanyalah menjadi sebuah persinggahan sesaatku sebelum ku melanjutkan hidup yang melelahkan.
     Aku memang bukan untuk kamu dan kamu pun bukan untukku. Kalau suatu hari nanti kita bertemu saat sedang bersama masa depan kita, kita masih bisa berbincangkan? Yaa walaupun itu hanya sekedar bertanya kabar dan tentunya akan ku perkenalkan kepada masa depan ku bahwa kamu pernah mengisi hari-hariku, dahulu. Sekarang aku sudah bersama yang memang menjadi milikku dan tentunya bukan kamu, tapi dia, si masa depanku, ibu dari anakku dan nenek untuk cucuku kelak.

Rabu, 26 November 2014

Sebuah Kisah Tentangmu - 2

     Matahari pagi ini menyoroti sangat tajam. Menyoroti wajah-wajah manusia yang bosan dengan segala rutinitasnya. Menyoroti wajah-wajah kesal karena kemacetan pagi hari. Terutama aku, matahari menyorotiku dengan sangat tajam. Berbeda saat dia menyoroti wajah manusia lainnya saat di jalan. Menyorot seperti di ruang interogasi tahanan, tajam dan pengap, panas dan memusingkan. Matahari itu seolah-olah menghakimiku. Menuduhku atas semua kesalahan-kesalahanku kepadamu, wanita yang anggun dan baik kepribadiannya. Dia menghakimiku seolah-olah hanya akulah yang salah. Ku pergi meninggalkanmu saat kamu telah dengan yang baru. Matahari itu menghujaniku dengan berjuta pertanyaan, "apakah kamu bodoh meninggalkan dia? Kamu tolol!" Aku pun terdiam terpaku, tak bisa menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diteriakan kepadaku. Mulutku membisu, seolah-olah terkunci dengan rapat tanpa ada yang bisa membukanya. Aku ingin berontak, meneriakan pembelaan di telinga matahari itu. "Aku tidak bodoh, aku hanya ingin melihat dia bahagia dengan yang lain. Aku tidak ingin mengusik kebahagiaannya.", aku ingin mengucapkannya dan kembali aku membisu.
     Aku mencintai dia, tapi apakah cinta itu harus memiliki? Aku menyayanginya, tapi apakah sayang itu selalu berada di dekatnya? Aku pergi tanpa tahu jawaban yang sebenarnya. Aku pergi dengan meninggalkan sejuta pertanyaan di hati, lebih banyak dibanding dengan pertanyaan yang diajukan sang matahari. Aku pergi dengan perasaan yang menebak-nebak, apakah kamu juga mencintaiku?
      Aku rasa aku sudah selesai, masaku sudah habis untuk bersamamu. Kamu sudah mendapatkan yang baru, pengganti dari yang telah lama menghilang. Aku pergi sesuai perkataan, aku pergi seperti koboi di kisah klasik Amerika. Apabila kamu disakiti, maka panggilah aku lagi untuk menemanimu. Biarlah aku berdamai dengan kesendirianku, lagi.

Jumat, 21 November 2014

Sebuah Kisah Tentangmu - 1

     Aku mengenalmu baru kemarin sore. Tapi kita berbincang-bincang seperti sudah kenal lama. Aku berani menceritakan masa laluku seperti apa dan kamu pun sebaliknya. Padahal aku hanya mau bercerita kepada orang-orang yang sudah lama kenal denganku saja. Tapi beda saat denganmu. Denganmu ku merasakan diriku yang baru. Merasakan jiwaku yang bebas dari masa lalu, keluar dari genangan yang bernama kenangan, dan menghirup udara yang bernama kebebasan. 4 atau 5 bulan yang lalu, aku berkenalan denganmu. Saat itu yang aku tahu kamu adalah kekasih dari teman kecilku. Saat itu aku selalu menepiskan segala rasa yang hinggap dihatiku saat kita berbincang. Aku tidak ingin menjadi penyebab kehancuran hubunganmu dengan temanku. Aku menghargai hubunganmu walaupun aku tau saat itu hubunganmu dengan dia sudah berada diambang putus. Aku ingat kamu selalu meminta nasehatku ketika kamu sedang merasa sedikit putus asa dengan kelakuan dia yang sedikit mengabaikanmu. Aku selalu memberi nasehat yang membuat hatimu tenang, itu menurutku, entah menurutmu bagaimana tentang nasehatku. Kemudian setelah lama tak mendengar kabarmu karena kesibukanku, aku mendengar bahwa kamu putus dengan dia. Ku tak begitu berminat untuk mengetahui penyebabnya, tapi kamu bercerita tanpa ku minta banyak. Lama setelah itu aku tak mendengar lagi kabar darimu karena kesibukan kita  masing-masing.
      Sekarang, kamu hadir kembali dihadapanku. Hadir dengan status berbeda, dengan status sendiri. Kamu hadir disaat hatiku sedang membutuhkan teman untuk berbagi cerita. Berbagi kisah-kisah lucu tentang kita saat sekolah. Berbagi cerita tentang menggapai impian. Berbagi kisah masa lalu yang membuat kita saling mengenal satu sana lain. Kini karena ke semua hal itu, aku merasakan hal yang beda saat berbincang denganmu. Aku sudah mencoba untuk menepiskan itu semua. Berusaha sekuat tenaga untuk mengusir rasa yang singgah disini. Sayangnya aku terlalu lemah untuk mengusirnya. Sekarang aku hanya bisa menerima tanpa tahu rasa apa yang singgah disini. Aku tak berani untuk mendefinisikannya, bagiku mendefinisikan perasaan ini jauh lebih sulit dibanding saatku harus belajar kimia inti. Aku hanya ingin terus bersamamu. Menemani harimu hingga kamu mendapatkan pengganti yang lebih baik. Kemudian setelag kamu dapat, aku akan pergi seperti koboi dikisah klasik Amerika. Berkelana dengan kesendirian, dan bergumul dengan kesepian. Dan akan datang saat dibutuhkan saja.

Selasa, 18 November 2014

Sore

     Aku adalah seorang lelaki. Lelaki yang menyukai sore. Bagiku sore adalah waktu yang terindah dalam hari-hariku. Sore, selalu dihiasai oleh langit jingga yang indah ya walaupun terkadang dilapisi oleh mendung bahkan rintik hujan. Tapi tetap ku menyukai sore.
     Sore suhunya tidaklah panas dan tidak pulalah dingin, hangat sehangat senyumanmu. Sore adalah waktu untuk menuju rumah, istana terindahku. Sore, penuh dengan hiruk pikuk orang pulang beraktivitas. Antara wajah lelah, energi terkuras, atau semangat untuk menemui jagoan kecilnya yang sedang tumbuh. Ya aku memang belum mempunyai hal yang terakhir, tetapi kalau sudah waktunya aku pasti punya (aamiin).Aku selalu menanti sore, sore adalah waktu untuk menenangkan diri dengan langit indahnya. Terkadang aku ingin berlama-lama dengan sore, hanya ada aku dan sore hari. Berdiam diri sambil merenungi segala hal yang aku lakukan di hari itu.
     Sore, aku menyukaimu dalam diam, aku mengagumi keindahanmu dengan tenang, aku menikmatimu dengan caraku sendiri. Sore, kau begitu bermakna bagiku. Denganmu aku merasa seutuhnya menjadi manusia, denganmu aku merasa sepenuhnya sebagai makhluk ciptaan-Nya, denganmu aku merasa segala hal ciptaan-Nya memang begitu indah. Terima kasih sore kau telah memberikan banyak makna dalam hidupku.
     Ya Allah, berikanlah aku waktu yang lebih panjang untuk menikmati sore-Mu. Aku hanyalah makhluk kecil yang menyukai keindahan ciptaan-Mu, aku hanyalah makhluk kecil yang terkadang khilaf untuk mengucap rasa syukur atas segala nikmat-Mu, maka maafkanlah hamba-Mu ini ya Allah. Ya Allah berikanlah aku kesempatan untuk menikmati keindahan sore-Mu bersama keluargaku, teman-temanku, anak cucuku kelak ketika aku sudah menikah. Aku tidak dapat merasakan ini kecuali atas dasar kuasa-Mu yang tak terhingga itu. Terima kasih ya Allah kau telah membuat sore yang indah.

Rabu, 23 Juli 2014

Goresan Tinta Bernama Kenangan - Part 2

Tulisan ini awalnya ditulis dengan tujuan ucapan terima kasih saya kepada semua anggota Las Veras, tetapi karena ada masalah teknis selama proses editing, tulisan ini sedikit terlambat dari target penerbitan. Secara tidak sengaja saya kembali melakukan proses editing pada tanggal 22 Juli 2014, tepat 1 tahun kami memulai bersama. Happy 1st Anniversary Las Vera's 58 ({}) Semoga di kelas 12 ini kita semua akan lancar dan sukses selanjutnya, semoga kalian sehat selalu biar praktek tidak ada yang ketinggalan dan biar bisa selalu beribada kepada Tuhan :) Aamiin....

Semester 4 pun berjalan, pada semester ini bisa dibilang semester paling cepat karena kami banyak merasakan libur atau potongan jam belajar karena persiapan kelas 12 menghadapi Ujian Nasional. Tetapi hal itu tidak menyurutkan keakraban diantara kami, malah diantara kami semakin akrab walaupun tidak bertemu. Keakraban kami bertambah karena kami merasa saling membutuhkan satu sama lain, yaa terutama dalam hal mencontek pr atau pun tugas. Karena walaupun kami banyak libur atau potongan jam belajar, tetapi tetap saja kami kebanjiran tugas dan pr seolah-olah kami daerah Kampung Melayu yang siap menampung derasnya banjir yang berupa pr dan tugas saat libur, bahkan saat hari biasa pun kami kebanjiran tugas dan pr.
Di semester 4 ini juga kami menghadapi banyak ujian, mulai dari hilangnya handphone teman kami yaitu Galuh dan Clarent, serta kesedihan mendalam buat saya sendiri yaitu hilangnya kacamata saya di sekolah, tanpa itu saya bukan apa-apa, tanpa itu saya hanya menjadi sebuah elektron yang tereksitasi kemudian karena tidak stabil mengalami deeksitasi lagi, menjadi sosok yg penuh denga ketidakpastian (alah bacot!). Tapi hal itu tidak menyurutkan keakraban antara kami, walaupun sempet berspekulasi tentang siapa yang mengambil tetapi kami tetap solid dan tidak ingin terpecah belah. Di semester ini saya semakin merasa yakin bahwa saya tidak akan meninggalkan SMAKBo dan pindah ke lain sekolah, ini semua karena berkat kepedulian teman-teman 11-2 yang saling mendukung agar kami tidak berkurang keanggotaannya, karena kami mempunyai motto "Kita memulai bersama, dan kita akan mengakhirinya bersama pula". Sebenarnya motto itu tidak dapat terwujud, karena di tengah perjalan semester 3 kami kehilangan salah satu teman kami yaitu Rizky Septian Nugraha yang pindah kelain sekolah entah untuk alasan apa, belajar dari situ mungkin teman-teman yang lain merasa tidak ingin kehilangan teman lagi sehingga kita saling mendekatkan diri dan bergabung dengan semuanya tanpa mengenal dari daerah mana dia berasal, dari golongan apa dia berasal, serta dari kelas 10 apa dia awalnya. Kami disini berbaur menjadi 1, menjadi LAS VERAS.
Tak terasa ujian akhir semester pun sudah di depan mata, kami sudah harus saling berpisah satu sama lain dan berjuang sendiri-sendiri untuk menentukan nasib kami apakah kami akan lanjut ke kelas 12 atau kami akan tetap tinggal diam di kelas 11. Pada hari-hari terakhir menjelang UAS, saya merasa saya semakin sayang dengan kelas ini, dengan kelas yang awalnya saya cap akan membosankan tetapi ternyata tidak, dengan kelas yang penuh persaingan sengit dan dingin ternyata tidak. Itu semua tidak terbukti, buktinya adalah kalian kelas yang tidak membosankan, kelas yang penuh persaingan tetapi tetap ceria satu sama lain. Aah terlalu banyak keajaiban-keajaiban diantara kita semua.
DI hari-hari terakhir kami bersama, banyak guru yang tidak masuk karena telah selesai memberikan materi bagi kami di kelas 11 serta kisi-kisi ujian akhir semester. Karena kekosongan itu kami mengisi waktu luang dengan cara bermain ToD (truth or dare), ABC 5 dasar, serta sambung kata. Disini kami berbaur menjadi satu, meninggalkan kesibukannya masing-masing dalam membuat rangkuman praktikum volumetri dan bermain dengan penuh keceriaan seolah-olah kami tidak ada beban dan merasa seperti anak kecil yang kerjaannya hanya bermain dan bermain, padahal selepas dari itu kami pun menyadari bahwa BuSak kami masih jauh dari kata selesai, masih ada materi yang belum paham, dan segala permasalahan lainnya. Hal itu menjadikan kami semakin solid, semakin erat rasa kekeluargaan dan semakin erat rasa saling membutuhkan satu sama lain. Kalian memang juaranya kawan, kalian memang yang terhebat dalam hal seperti ini.
Kemudian pada semester 4 ini saya dominan duduk dengan Arfan, posisinya di paling pojok kanan. Di depan saya ada Windy (orang yang katanya menyukai Arfan) dan Nanda (chairmate Windy dari semester 3). Suatu hari ketika sedang tidak ada guru kami saling ngobrol satu sama lain. Tanpa sengaja kami membicarakan tentang usaha di masa depan yang akan kami rilis. Kemudian dengan yakinnya saya berkata
"4 tahun dari sekarang, kita akan berkumpul lagi dan akan membuat sebuah usaha restoran"
Hal itupun diamini oleh Saya, Windy, Nanda, Dan Arfan. Bahkan untuk konsep restoran yang kami buat pun sudah ada, seperti apa modelnya, masakan yang akan dijual, hingga teknik pemasarannya pun sudah kami pikirkan. Karena kami yakin 4 tahun dari saat ini (tepatnya tahun 2018) kami telah sukses dalam berkarier dan mempunyai uang yang cukup untuk memulai suatu usaha. Doakan kami yaa teman-teman semoga ini benar-benar terwujud. Aamiin
Tak terasa saya sudah diperintahkan untuk memberikan rekap absensi semester 4 kepada ibu Vera. Saya mengerjakannya di rumah. Lembar demi lembar saya lewati tanpa ada yang terlewatkan satu hari pun di agenda kelas. Kemudia saya diam sejenak, menghela nafas, dan mencoba mengingat semua kenangan-kenangan yang pernah kita lewati bersama. Rasanya terlalu berat bagi saya untuk meninggalkan kalian, saya merasa masih banyak hal yang belum saya kerjakan untuk kalian dan bersama kalian. Kalian adalah orang-orang hebat yang bearti di hidup saya, merubah arah pandang saya, menghidupkan kembali semangat saya bersekolah, dan penghibur disaat saya merasa sedih. Rasanya banyak yang ingin saya tulis untuk kalian semua, tapi saya rasa tidak akan muat kalau saya luapkan di blog saya ini karena terlalu banyaknya kenangan bersama kalian dan saya cukup menyimpannya disini, di hati dan pikiran saya.
*****
Hari pun sudah semakin gelap, suara jangkrik di sekitar rumah sudah nyaring saling bersahutan satu sama lain. Sepi menyerang perumahan tempat saya tinggal. Dan baterai laptop dari full untuk 4 jam setengah sekarang tinggal untuk 30 menit. Terlalu banyak kenangan yang ingin saya tulis sehingga perlu saya saring dahulu yang kiranya benar-benar seru dan berkesan. Tak terasa saya sudah menyelesaikan permintaan tulisan dari Ghina khusus untuk kelas 11-2. Tangan saya berhenti sejenak menekan tuts pada keyboard laptop saya, saya kembali berpikir dan mengingat kejadian-kejadian bersama kalian. Kemudian tanpa sengaja airmata saya mengalir begitu saja, tanpa aba-aba dari saya. Saya sedih harus berpisah dengan kalian.
Seharusnya saya sudah menyadari bahwa perpisahan ini akan terjadi. Dari awal mata kita bertatapan, mulut kita saling beradu cakap, dan tangan kita saling berjabat. Setiap ada pertemuan pasti selalu ada perpisahan, dan di setiap perpisahan pasti ada rasa duka yang mendalam diantara kita. Kemudian di sudut kamar saya yang kecil ini saya hanya bisa memeluk semua kenangan bersama kalian, yang pernah mewarnai hidup saya dengan bantuan sinar cahaya tampak, membantu menjalani hidup yang seimbang diantara ketidakseimbangan. Tak ada kata dan tak ada penjelasan, kita semua berpisah satu sama lain, tapi tetap hati kita akan saling terpaut dan teringat ketika terucap kata "Las Veras" dari mulut kita. Ingatlah kita pernah menjalani hari-hari yang sulit bersama, hari-hari dimana laporan menumpuk, pr dan tugas segunung menanti untuk disentuh, presentasi menanti untuk dipelajari, serta quiz yang akan ditempuh esok hari. Kembali lagi kawan airmata ini mengalir tanpa ada aba-aba. Sekian tulisan dari saya, sengaja saya tidak melanjutkan lagi karena saya tidak ingin terlihat terlalu berpisah dengan kalian. I Love You Guys ({})
Ini adalah Cover Project Kami di Semester 3. Ini Cover Depan

Ini adalah Cover Project Kami di Semester 4

Ini adalah Cover Project Kami di Semester 4

 *****
Bersama tulisan ini saya mohon maaf karena tidak sempat meminta maaf secara langsung dengan kalian. Saya mohon maaf ke kalian kalau ada kata-kata yang kurang berkenan di hati kalian, gaya bicara saya yang keras serta kasar (maklum gaya Sumatra saya masih kental sekali), tingkah laku saya yang membuat kalian kesal. Sekali lagi saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Tulisan ini ditulis tanggal 3 Juli 2014 dan setelah melewati proses editing 2 kali baru diterbitkan dan secara tidak sengaja bertepatan dengan 1 tahun kita saling mengenal satu sama lainnya dan menjadi sebuah keluarga yang bernama Las Veras :)

Selasa, 22 Juli 2014

Goresan Tinta Bernama Kenangan - Part 1

Tulisan ini awalnya ditulis dengan tujuan ucapan terima kasih saya kepada semua anggota Las Veras, tetapi karena ada masalah teknis selama proses editing, tulisan ini sedikit terlambat dari target penerbitan. Secara tidak sengaja saya kembali melakukan proses editing pada tanggal 22 Juli 2014, tepat 1 tahun kami memulai bersama. Happy 1st Anniversary Las Vera's 58 ({}) Semoga di kelas 12 ini kita semua akan lancar dan sukses selanjutnya, semoga kalian sehat selalu biar praktek tidak ada yang ketinggalan dan biar bisa selalu beribadah kepada Tuhan :) Aamiin....

22 Juli 2013, kalau tidak salah itulah hari pertama saya menginjakkan kaki di kelas 11.2. Awalnya saya tidak mengetahui siapa walikelas saya, yang saya tahu beliau itu katanya galak, beliau bernama ibu Vera Marzuklina. Beliau mengajar mata pelajaran Fisika, mata pelajaran yang saya tidak pahami semenjak menggunakan seragam putih-krem, seragam kebanggaan SMAKBo.
Saya tidak tahu dengan siapa saja saya akan sekelas, tapi yang jelas saya akan sekelas dengan sang juara umum angkatan yaitu Dwi Tiara Tanjung. Saya berpikir ini akan menjadi kelas yang membosankan dan penuh dengan persaingan memperebutkan nilai antara satu dengan yang lainnya. Pada hari pertama saya tidak terlalu banyak mengenal teman-teman sekelas, hanya beberapa diantara saja yang saya kenal namanya seperti Galuh, Alvira, Nabil, Ratu, Muadzin, Ryan, Windy, Rizky, dan Nizzar. Sebenarnya saya kenal semua teman sekelas, tetapi sayangnya saya hanya tidak mengetahui nama, kenal muka tapi tidak kenal nama, kebiasaan saya dari SMP.
Pada awalnya saya tidak bisa pindah ke lain hati karena masih ingin bersama teman-teman kelas 10-7, kelas pertama saya, teman pertama saya, dan teman seperjuangan melawati jurang yang kecil tetapi dalam yang bernama DO (Drop Out). Apalagi ruang kelas 10-7 itu terpencil sehingga menambah kesolid-an diantara kita karena tidak mempunyai teman bermain seangkatan, hanya teman dari kelas 10-8 saja teman kami di pojok sekolah. Baiklah kita lupakan permasalahan kelas 10.
Lambat laun saya semakin mengenal kelas 11-2, citra yang terbentuk pertama kali mengenai kelas 11-2 yang membosankan sirna seketika karena ternayata teman-teman dari kelas 11-2 memiliki selera humor yang tinggi. Sehingga dalam suasana serius pun kita masih bisa bercanda. Saya tumbuh menjadi dewasa dan mengenal sebuah sosialisasi dari sini, dari kelas 11-2. Kemudian setelah beberapa bulan kami bersama, kami mulai memikirkan tentang nama kelas kami yang akan kami bawa tidak hanya selama kelas 11 tetapi akan kami bawa hingga lulus, mungkin hingga nanti ketika kami semua sudah menikah, mempunyai anak dan sukses (aamiin). Awalnya kami menamakan kelas kami yaitu Keseduh58, nama itu cukup bertahan lama hingga akhir semester 3. Kemudian kami berganti nama dan menjadi sebuah nama yang tetap, yaitu Las Veras. Sebenarnya ini adalah plesetan dari nama sebuah kota Las Vegas, kenapa Las Veras? Karena walikelas kami bernama ibu Vera, jadi kami plesetin menjadi Las Veras. Agak tidak sopan memang, ah tapi peduli apa kami tentang nama walikelas, selama walikelas tidak menegur nama kami, kami akan tetap menggunakan nama itu selamanya. Dan hingga akhir kami kelas 11, ibu Vera tidak pernah menyinggung sedikit pun tentang nama kelas kami, padahal kami sudah 2 kali membuat cover untuk project bahasa Inggris dengan nama itu dan dikirimkan ke bagian perpustakaan tetapi masih tak ada tanggapan dari Ibu Vera. Bearti dalam pikiran saya, beliau merestui namanya digunakan oleh anak-anaknya untuk menjadi nama kelas, selamanya. Tapi mungkin saja Ibu Vera tidak pernah ke perpustakaan, who know?
Di kelas 11 ini saya melaksanakan praktikum di 5 laboratorium, yaitu Analisis Volumetri, Analisis Instrumen 1, Analisis Mikrobiologi, Laboratorium Bahasa, dan Laboratorium Komputer. Di 5 lab itu, 3 diantaranya saya mempunyai seorang rekan yang setia mendampingi saya saat praktikum berlangsung, baik saat suka maupun duka (apaan sih?-_-). Di Lab. Volumetri saya mempunyai rekan bernama Perliani Mabruroh, anak asli Bekasi ini menjadi istri saya di lab Volumetri selama 1 tahun untuk menjalani kurang lebih 30 penetapan, kemudian di Lab. AI-1 saya mempunya rekan bernama Alifa Khusnun Khoeliqoh, anak asli Leuwiliang ini menjadi rekan saya selama praktikum berlangsung (cerita seru bersama Alifa akan saya tulis disaat yang berbeda), dan yang terakhir rekan saya di Lab. Mikrobiologi yaitu Nawang Pratiwi, anak asli Jakarta yang saat MOS satu bendera (kelompok) dengan saya dan saya sendiri jadi ketuanya.
Di kelas 11-2 ini saya kembali dinobatkan sebagai Sekretaris kelas lagi yang mengurusi bagian absensi kelas, mungkin saya dinobatkan bukan karena tulisan saya bagus tapi karena keberanian saya ngomong dengan guru dan sifat melawan saya kalau melihat ada sesuatu yang ganjil antara hubungan guru dengan murid.

*****

Tak terasa setengah semester telah saya lewati bersama mereka dan artinya UTS pun sudah jelas terpampang di depan mata. Materi-materi baru yang tidak didapat saat kelas 10 seperti Kimia Organik dan Kimia Fisika menjadi momok yang menakutkan karena belum mempunyai bayangan apapun tentang pelajaran tersebut. UTS pun dimulai dan akan berlangsung selama 1 minggu. Saya yang pada saat itu juga sedang melaksanakan persiapan untuk LKBB Bimakarsa merasa takut sekali akan ujian karena setelah saya bubar sekolah pukul 16.00, harus melakukan latihan lagi sampai magrib dan sampai ke rumah kurang lebih pukul 7 malam. Dengan keadaan tubuh yang sangat lelah saya jadi tidak dapat belajar pada saat di rumah jadi saya hanya fokus untuk belajar di sekolah. Untungnya saat itu kami sudah merasa akrab sekali satu dengan yang lainnya sehingga saya tidak pernah merasa canggung untuk bertanya tentang pelajaran apapun kepada siapa pun serta untuk duduk dengan siapa pun. Saya merasa beruntung sekali berada di kelas 11-2 ini. Karena bantuan mereka, UTS saya pun berjalan hanya dengan sedikit hambatan. Walaupun pada saat sedang UTS saya masih berlatih LKBB tetapi alhamdulillah saya mendapatkan hasil memuaskan di 2 pelajaran yang menjadi momok menakutkan bagi saya di awal semester, ya meskipun saya tetap saja gagal di mata pelajaran Fisika.
Setelah UTS tidak banyak waktu lagi untuk belajar karena selang 1 bulan dari selesainya UTS kami akan menghadapi UAS Ganjil. Memang seperti itulah jadwal sekolah saya, tidak berperikemanusiaan tetapi untuk meraih sebuah hasil yang besar tidak mungkin kan hanya dengan melakukan pengorbanan yang kecil? Usaha berbanding lurus dengan hasil.
Selama 1 bulan tersisa untuk belajar, kami saling membantu dan menyemangati teman-teman yang kurang dalam pelajaran apa pun. Tidak ada persaingan yang terlihat jelas disini, kami semua menjadi satu dan bertekad untuk naik kelas bersama bahkan di wisuda pun akan bersama pula. Kami masuk kelas 11-2 berjumlah 28 orang dan harus di wisuda 28 orang juga pada tahun 2016 nanti.
"Kita memulai bersama dan akan mengakhirinya bersama juga." -@Las_Veras58-
Walaupun pada akhirnya di semester ganjil ini kami kehilangan salah satu teman kami, Rizky Septian Nugraha. Setelah salah satu teman kami gugur, tentu kami tidak ingin hal itu terjadi lagi kepada teman seperjuangan kami. Cukup 1 dan tidak boleh bertambah.

Pergi ke BO Sekelas

Ini salah satu cara kami menambah keakraban satu sama lainnya. Kejadiannya itu pada saat akan dilaksanakannya wisuda angkatan 55. Karena seluruh guru, staff, dan siswa-siswa sibuk mempersiapkan hal itu maka sekolah di pulangkan lebih cepat dari biasanya selama seminggu. Ada diantara kami yang pergi menonton ke BO juga merupakan panitia dan pemain kesenian. Karena jadwal latihan kami siang sekitar pukul 1 siang dan kami pulang jam 10 pagi maka setelah berdiskusi di kelas kami memutuskan pergi ke BO yang letaknya ada di depan jalan menuju sekolah kami.
Saat di BO kami memilih film-film yang akan ditonton. Ada banyak usulan dan usulan tersebut rata-rata untuk film yang bagus, tetapi selalu saja ada yang bilang "Gua udah pernah nonton" dan itu kebanyakan dari pihak perempuan yang begitu. Sekitar 20 menit kami memilih film yang akan di tonton, akhirnya kita menonton film World War Z. Lumayan lama durasi film tersebut, nah karena lumayan lama itulah alasan mengapa kami untuk menonton di BO.
Saat menontonnya jelas yang paling heboh adalah lagi-lagi pihak perempuan, padahal adegan biasa saja seperti dikejar kemudian digigit oleh zombie. Kalau yang laki-laki? Tidak usah ditanya, mereka sedikit ribut dan kebanyakan antengnya. Anteng menikmati film dan seperti saya anteng tidur di ruangan ber AC serta gelap, walaupun tidur tidak lama tapi lumayan segerlah.
Ini adalah hal yang agak kurang saya sukai setelah nonton di BO, kita harus keluar ruangan yang sofanya empuk, ber AC, dan nyaman untuk pergi latihan di sekolah dan menghadapi kenyataan bahwa latihan akan semakin berat. Satu hal lagi yang kurang saya sukai adalah membayarnya (hahaha... -.-v). Hati senang dompet pun mengerang.

Sempat Berpikir Pindah Sekolah

Di semester ini juga saya pernah merasa jenuh. Berangkat jam 6 pagi, pulang jam 4 sore, latihan pasus sampai maghrib, ditambah lagi Sabtu dan Minggu harus melatih Paskibra di SMP. Di rumah saya selalu bilang ingin pindah saja ke SMA umum hingga terkadang terjadi perdebatan dengan kakak saya yang paling tidak setuju kalau saya pindah.
Ketika saya berada pada titik lewat jenuh, mereka datang menawarkan berjuta keceriaan kepada saya. Mereka seolah-olah berkata "Lu rela ninggalin kelas lu yang seru ini?". Keputusan saya waktu itu sudah bulat bahwa saya akan pindah dan orang tua saya sudah pasrah tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Tapi suatu saat saya teringat kembali pada keceriaan-keceriaan yang telah mereka berikan tidak hanya kepada saya tetapi seluruh teman-teman.
Karena kalian saya masih dapat bertahan disini dan mulai menatap bahwa ini adalah sekolah saya, sekolah yang saya idamkan dari SMP. Kalian telah menjaga mimpi saya dan orang tuasaya untuk menjadi seorang analis kimia. Terima Kasih banyak :)

*****

Ujian Akhir Semester 3 telah terlewati. Saya sudah mendapatkan hasilnya dan saya masih stuck dengan posisi ranking pertengahan. Di semester 3 ini saya merasa nyaman dan posisi mulai sayang dengan mereka semua. Saya merasa bahwa ini kelas yang paling asik, gokil, dan seru. Tidak terasa 1 semester telah kami lewati bersama, suka dan duka kita tanggung bersama. Itu artinya kita tinggal 1 semester untuk bersama lagi, semester yang akan menentukan bahwa kami akan naik atau tinggal kelas, apakah kami akan di wisuda bersama atau akan ada yang tertinggal. Inilah kenyataan, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau kita harus menghadapinya. Be Brave To Face The Fact, itulah prinsip yang selalu saya pegang selama menjalani pendidikan disini.
Bagaimana dengan semester 4? To be continue...




Nb: sorry ya kalau tulisannya ngalor ngidul. udah lama ga menulis jadi sedikit kaku untuk buat stay di satu bahasan. Btw makasih ya udah mampir, part 2nya lagi proses editing juga kok :)

Selasa, 17 Juni 2014

Keluh Kesah Calon Analis

Saya tidak ingat kapan tepatnya kita berkenalan, yang saya ingat saat itu adalah kakakmu berbicara, "mau kenalan sama adek gua ga? sama kok seumuran sama lu" dan saya pun langsung mengiyakannya. Ya memang kebetulan sekali saat itu kakakmu satu ekskul dengan saya di bola voli. Kemudian dia memberitahukan namanya bahkan tanpa rasa takut dia memberikan nomer hpmu kepada saya. Sebagai seorang laki-laki saya tergerak untuk memulai berhubungan dengan dia, tapi saya tidak berani untuk langsung sms atau nelpon dia. Saya hanya sekedar mencari informasinya dari Facebook dan meminta pertemanan darinya. Hari pertama belum dikonfirmasi, hari kedua juga sama, hari ketiga masih juga belum, saya mulai kehilangan semangat dengan wanita yang satu ini, kemudian di hari keempat ketika saya sudah tidak berharap tetapi pada tab pemberitahuan saya muncul namamu disitu. Wah beruntung sekali saya dikonfirmasi. Bermula dari itu, akhirnya kita saling berkomunikasi satu sama lain walaupun kadang hanya sebatas bertanya kabar. Sudahlah cukup segitu masa perkenalan saya dengan dirinya, karena itu bukan pokok bahasan saya dalam tulisan ini.
Saya tidak tahu lebih tepatnya tidak ingat tentang fisiknya dia karena sudah lama sekali tidak bertemu, dia sibuk dengan sekolahnya sedangkan saya sibuk dengan sekolah dan organisasi yang tidak jelas ini. Yang saya ingat dia memiliki senyum yang manis dan berwajah menarik. Singkat cerita sepertinya saya mulai menaruh rasa suka padanya dan saya sedikit berharap dapat memiliki hubungan yang serius dengannya. Hari demi hari berlalu, kami masih suka berkomunikasi walaupun sebatas sms-an, kemudia pada suatu hari saya melihat dia sedang berfoto dengan seorang lelaki dan hubungannya berubah menjadi "in relationship". Saya kaget, saya bingung, saya sedih. Saya sudah seperti anak humas yang sudah berbusa ngomong, mempresentasikan acara dan benefit bagi perusahaan dan perusahaan itu tiba-tiba bilang "maaf kita sedang memsponsori acara tempat lain juga." Nyeseknya itu sampai ke ubun-ubun. Semenjak kejadian itu saya mulai menjauh agar hubungan mu dengan sang pacar berjalan lancar, saya tidak ingin menjadi pengganggu buat hubungannya.
Pertengahan Juni 2014, kamu memulai chat dengan saya. Seperti biasa saya membalasnya dengan antusias. Secara tidak sengaja saya iseng bertanya sekarang dia sedang berhubungan dengan siapa dan dia menjawab lagi tidak sama siapa-siapa. Dalam hati saya senang karena dia sendiri bearti saya ada sedikit peluang, tapi tiba-tiba muncul sebuah perenungan batin saya:
Saya adalah seorang anak laki-laki yang mencoba hidup sendiri. Untuk sekedar uang makan saja sepertinya kurang, saya mencoba dengan berjualan makanan di kelas untuk menutupi kurangnya. Kalau saya berpacaran, bearti pengeluaran saya akan bertambah, setidaknya untuk uang pulsa. Kemudian saya memiliki rasa kurang percaya diri pada diri saya yang memiliki perawakan kecil, kurus, hitam, dan berkacamata. Saya berpikir mana ada wanita yang mau dengan laki-laki berperawakan seperti ini? Sedangkan dia cantik, tubuhnya proporsional, putih bersih, amat sangat berbeda dengan saya.
Saya tidak tahu apakah saya akan masih berpikir seperti ini atau tidak setiap mendekati seorang wanita, karena banyak wanita yang sudah dekat dengan saya tiba-tiba karena saya tidak percaya diri dengan tubuh saya dan keadaan uang saya kemudian saya menjauh.
Inilah keluh kesah saya mengenai hubungan dengan seorang wanita, entah akan sampai kapan ini terus berlanjut.

Kamis, 01 Mei 2014

Rindu dengan SESEPUH 58


Kamu sangat berarti, istimewa di hati
Slamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t'lah hidup masing2
Ingatlah hari ini

Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman2ku

Don't you worry just be happy
Temanmu disini

-Project Pop – Ingatlah Hari ini-

Mungkin itu adalah lagu terakhir yang saya dengar saat berada bersama para SESEPUH 58. Tidak terasa sudah hampir 1 tahun lamanya saya tidak berkumpul bersama mereka, saya penasaran dengan bagaimana sosok mereka menjadi kakak kelas di kelas 11 ini, apakah masih seperti dahulu atau sekarang sudah menjadi dewasa? Saya tidak tahu.
Malam ini saya kembali teringat kalian, orang-orang yang pertama saya kenal di kelas 10, mengisi hari-hari kebingungan saya dengan pelajaran kimia, dan mencari jati diri sebagai anak SMAKBo. Dengan kepala botak dan tampak yang polos-polos saya berkenalan satu-satu dengan kalian. Ada Reny dari Bekasi, Esa dari Cilegon, Ibrahim dari Karawang, dan masih banyak lagi. Semuanya berkumpul jadi satu dan kita diikat oleh suatu tali silaturahmi yang bernama SESEPUH.
Kalian adalah orang-orang yang spesial, disaat sedang genting pun kita selalu bersama. Bahkan sampai Mamih Leila sakit pun kita jenguk (walau telat jenguknya). Banyak kenangan yang saya rindukan bersama kalian, main Death Finger (ayam), latihan senbud bareng, bahkan yang lebih saya rindukan lagi adalah ketika kalian beli risoles dan sosis solo saya. Ah terlalu banyak kenangan saya bersama kalian, rasanya tidak akan selesai jika harus saya ceritakan sepanjang tulisan ini.
Ya, hampir 1 tahun. Banyak moment yang tidak kita lewatkan bersama. Pasti ada cerita dibalik kesibukan kita menjadi kelas 11. Saya teringat tulisan terakhir saya di grup kelas SESEPUH 58 yang isinya 
gua sedih ketika malam ini rekap absen kalian semua. ternyata kita udah di lembar akhir buku agenda kelas dan absen. ada rasa sedih yg gua rasain ketika harus nutup buku agenda kelas dan absen 10.7. rasanya gamau ninggalin kalian, but life must go on. makasih buat semua kawan, semua pelajaran dan kenangan yg kalian kasih bakal selalu gua inget. maaf kalau selama 1 tahun ini gua suka nulis kalian telat walaupun cm lewat 1 atau 2 menit. i love you SESEPUH ({})”

Inti dari tulisan ga jelas saya adalah saya kangen saat bersama kalian wahai para kawan perSESEPUHan. Mungkin kalian telah menemukan suasana kelas yang baru dan mungkin bahkan lebih nyaman dari SESEPUH, tapi bagi saya kalian masih tetap dihati. Seberapa suksesnya kalian nanti di masa depan, ingat selalu SESEPUH karena SESEPUH adalah tempat awal kita memulai belajar menjadi seorang analis kimia yang udah buat kalian sukses.

Minggu, 13 April 2014

Dibalik Ketatnya Seleksi PanMOS 2014

Saya tidak tahu siapa wanita ini sebelumnya. Selama saya menjadi siswa disini, beru pertama kali ini saya bertemu dengannya. Ya, dia memang baru menginjakkan kakinya di tingkat 1 jadi saya belum begitu mengenal seluruh siswa di tingkat 1.
Siang tadi saya mengikuti kegiatan seleksi Panitia MOS 2014 untuk mengambil tempat di bidang Humas. Disinilah awal pertemuan saya dengan dirinya yang juga sama-sama mengikuti kegiatan ini. Awalnya saya biasa saja dengan dirinya, tetapi lama-kelamaan dirinya semakin terlihat menarik dan saya akui memang dirinya bisa disebut cantik. Dari caranya berbicara kepada saya dan anggota seleksi yang lainnya, suaranya begitu khas terdengar sedikit manja dan itulah yang membuat saya tertarik mengenal dirinya lebih dalam.
Selama test, saya dan dia hanya berbicara sebatas perbincangan tentang bidang Humas. Saya memang sudah beberapa kali menjadi panitia di bidang ini, jadi dia ingin mengetahui lebih dalam tentang cara menghadapi perusahaan yang mau dijadikan sponsor, dll. Gaya dan sikapnya dalam berbicara memang terlihat dia belum memiliki pengalaman apapun tetapi dia mau untuk belajar dan berusaha agar bisa menjadi panitia ini. Saya salut dengan wanita satu ini. Dia memang baru siswa tingkat 1 tetapi keinginan dia yang kuat untuk terus belajar patut saya acungi jempol.

Setelah rangkaian test yang dilakukan selesai dan kami pun keluar ruang test. Setelah itu saya tidak melihat dirinya lagi baik di depan masjid ataupun wilayah parkiran. Bahkan saya pun tidak sempat menanyakan akun sosmed atau nomor hpnya. Saya ingin berkenalan dengan dirinya lebih lanjut. Ah tapi apa daya saya tidak mengetahui ruang kelasnya. Sungguh, wanita yang satu ini membuat saya terjaga dari tidur sampai saat ini. Dia, wanita yang penuh dengan kerahasiaan yang begitu dalam. Yang jelas, saya berharap dia keterima menjadi salah satu panitia di bidang Humas ini agar saya bisa mengenali dirinya lebih jauh dan lebih dekat.

Rabu, 09 April 2014

Bayangan yang Mengganggu

Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan diri saya malam ini. Saya merasa seperti ada hal yang aneh yang menyelimuti hati dan pikiran saya. Sekarang sudah hampir jam 11 malam, sedangkan saya sudah merabahkan diri ini di atas kasur sudah dari jam 9.30 malam. Sudah sekitar satu setengah jam saya mencoba memejamkan mata ini tetapi hasil yang didapat adalah nihil.
Bayang-bayang dari masa lalu, suara-suara dari masa lampau, dan segala kenangan yang pernah terjadi seakan teringat kembali pada malam ini. Seolah-olah diri ini seperti terjebak di ruang nostalgia yang sewaktu-waktu dapat meledak. Entah ledakan apa yang bisa terjadi, apakah sebuah tangisan, sebuah teriakan, atau sebuah kebisuan yang akan terjadi. Entahlah saya tak tahu.
Suara-suara dari masa lalu sangat terdengar jelas di telinga ini, seolah-olah mereka (orang-orang di masa lalu) berbicara sangat dekat dengan saya. Mereka memanggil dengan halus, berteriak, berbisik, dan memaki. Semuanya tercampur menjadi satu dan memekakkan telinga ini. ya Allah apa yang terjadi pada gerangan ini? Hambamu yang lemah dan tak berdaya ini ingin melepaskan kelelahan dan mempersiapkan energi untuk beribadah dijalanmu, mengapa kau kirim hamba dengan semua ini? 
Bayang-bayang dari masa lalu kemudian datang, mengingatkan saya pada semua kejadian-kejadian yang menyedihkan dan menyenangkan. Mengingatkan saya terhadap mendiang Alm. Anwar (kakak angkat saya) yang telah meninggal 3 tahun silam. Segala kenangan yang pernah terjadi antara saya dengan beliau sungguh banyak. Saya tidak bisa berkata apa-apa bila teringat dengan dirinya, dengan tingkah lakunya, dengan suaranya yang khas, dan sifatnya yang selalu melindungi adiknya. Tapi seorang penyair bilang, "tidak ada perasaan yang tak bisa dikatakan, maka menulislah!" aah rasanya berat sekali jika menulis sambil teringat dirinya. Hampir-hampir setiap kali saya mengingat dirinya, airmata yang sudah saya bendung sekuat mungkin selalu jebol pertahanannya dan akhirnya banjir airmata di sebuah dataran bernama pipi ini.
Bayang-bayang dari masa lalu pun mengingatkan saya kepada semua wanita yang pernah saya taksir sebelumnya, wanita-wanita dengan wajah yang cantik, tutur kata yang halus, dan suaranya yang khas. Ah betapa indahnya ciptaan Allah ini. Bayang-bayang mereka hadir, satu per satu dengan segala ciri khas yang dimilikinya. Saya tidak tahu harus berkata apa jika semua wanita yang pernah saya taksir berkumpul dan bertemu dengan saya. Saya terlalu grogi jika bertemu dengan seorang wanita yang saya taksir.
Saya tak tahu sampai kapan rasa ini akan terus hadir dalam kehidupan saya, di setiap mimpi di malam hari. Saya sudah berusaha keras untuk menyisihkan pikiran ini di malam hari agar tidak mengganggu istirahat di malam hari. Tapi sayangnya itu selalu gagal dan tak berhasil, yang ada hanya sebuah perasaan yang menyesal dalam dada karena tidak melalukan hal yang perlu dilakukan pada masa lalu. Ah enyahlah dengan semua itu! Itu hanya sebuah masa lalu saja! Yang jelas, yang saya rasakan saat ini mata saya semakin lama semakin berat. Semakin mencoba berpikir untuk menulis, pikiran saya lelah, dan akhirnya saya mengantuk. Semoga saja bayangan dari masa lalu tidak singgah di mimpi saya malam ini. Semoga saja.

Selasa, 01 April 2014

Bila Aku Jatuh Cinta

Bila aku jatuh cinta
Aku mendengar nyanyian
1000 dewa dewi cinta
Menggema dunia

Bila aku jatuh cinta
Aku melihat matahari 
Kan datang padaku
Dan memelukku dengan sayang

Bila aku jatuh cinta
Aku melihat sang bulan 
Kan datang padaku
Dan menemani aku

Entah kenapa dari tadi sore setelah gue selesai latihan drama, cuma lagu itu yang bisa ke putar di playlist otak gue sepanjang jalan sampe rumah dan di rumah pun gue begitu. Gue bingung, gua udah coba nyalain lagu yang lain lewat hp dan setelah lagu dari hp gue matiin pun akhirnya lagu Bila Aku Jatuh Cinta-Nidji pun berputar di kepala gue.

Sejenak gue berpikir, apakah gue sedang jatuh cinta? Apakah benar kalau orang jatuh cinta itu rasanya akan seperti itu? Ah itu bullshit! Gue lagi jatuh cinta dan rasanya itu jauh dari apa yang dinyanyikan oleh Nidji. Bagi gue jatuh cinta itu adalah sebuah siksaan, gue ga akan nyaman berpikir, tidur, dan makan karena selalu kepikiran dia dan itu sungguh menyiksa gue. Arrrgh!!! Wanita yang satu ini bisa-bisa buat gue gila!

Selasa, 11 Februari 2014

Tulisan Pertama di Tahun 2014

Ini adalah postingan pertama gue di tahun 2014. Sekitar 2 bulan lebih gue vakum dari dunia perblogger-an untuk bersemedi ditemani oleh ujian dan tugas, akhirnya gue dikasih waktu kosong juga. Gue belum tau apa aja perubahan mendasar di blogger ini dan Blogger Energy yang menjadi rumah dunia maya gue, karena gue bener-bener males untuk membuka internet walaupun cuma untuk sekedar nengok. Sekolah aja gue udah ngerasa capek banget sekarang, belum ditambah tugas, presentasi, pr, dan ulangan harian, beuh berasa anak kuliahan banget gue, berangkat jam 6 pagi kurang dikit, pulang sampe rumah bisa jam setengah 7, sedih men jarang kena sinar matahari.  hmm.. kira-kira matahari kangen ga yah sama gue?..
Okay, di 2014 ini gue ga begitu punya banyak target, target gue mah standar aja, nilai akhir nanti di rapor semester 4 minimal 85 lah *loh itu gede semprul-__-.. Gue berharapnya sih pengen masuk 10 besar, amiin.. untuk masuk 5 besar itu hampir ga mungkin karena saingannya berat banget. Yang rajin dateng pagi dan ngerjain pr aja belum tentu masuk 5 besar apalagi gue yang dateng selalu lewat dari jam 7 dan jarang ngerjain pr.
Banyak sebenernya yang pengen gue ceritain disini, banyaaaaaaaaaaaak banget dan mungkin lebih banyak dari huruf a yang gue tulis di kata banyak. Semenjak kakak gue yang perempuan ada di Palembang, gue jadi ga ada temen cerita tentang pelajaran k(ampret)imia di sekolah gue. Sepanjang hari ga jauh dari kimia, bahkan fisika aja ada kimianya, tapi kenapa cinta gue sampe sekarang ga pernah ada chemistry-nya? Kenapa?! Apa karena gue sering tidur di kelas jadi ga pernah ketemu chemistry-nya? Ah..sudahlah kenapa tiba-tiba jadi ngomongin beginian.
Udah ah ya cerita pembuka di 2014 ini, harapan gue di dunia menulis blog ini pengen bisa minimal 1 pos per bulan. Tapi kurang tau juga nih bisa atau engga, semoga aja bisa ya. amiin :D