Pernah nggak kamu merasa dalam satu
hari berturut-turut ditimpa kesialan yang terjadi secara simultan?
Seolah satu persatu kejadian yang tidak kita harapkan datang silih
bergantian, dan mengatakan 'Hallo!' Saya pernah. Sering bahkan!
Misalnya nih, ketika kita mau pergi sekolah atau ke kuliah menggunakan sepeda motor, tiba-tiba hujan deras dan kita lupa bawa payung atau jas hujan. Lalu kita pun basah kuyup kedinginan. Setelah itu, hujan reda, kita melanjutkan perjalanan tapi kemudian secara tiba-tiba motornya mogok maupun ban pecah. ckckck, Padahal saat itu kita harus masuk kuliah ataupun ada kuis yang dimulai jam 7 tepat. Atau misalnya ketika kita diburu deadline untuk suatu pekerjaan atau tugas, secara tiba-tiba komputer yang kita gunakan terkena virus atau koneksi internet yang kita harapkan melebihi kecepatan cahaya justru malah tidak bersahabat. Pernahkah kamu mengalami hal tersebut seperti saya? Kalau pernah, kamu pasti tau apa rasanya kan? Yang bisa kita lakukan terkadang hanya mengumpat mengapa hal itu terjadi pada kita disaat yang tidak tepat, begitu bukan? Inikah yang dinamakan 'kesialan'?
Pernah nggak kamu berpikir kenapa
justru saat kita sedang terburu-buru mengejar waktu tetapi perjalanan
malah tersendat? Semua proses menuju apa yang akan 'kita lakukan' dan
'kita tuju' justru seolah-olah membiarkan kita terlambat.
Pernah nggak kamu berpikir mengapa keadaan sering kali tidak bersahabat dengan kita? Terkadang saya berpikir seakan mereka meledek, mengecoh bahkan tertawa terbahak-bahak melihat kita dengan keadaan yang sama sekali tidak kita inginkan.
Saya sering mengalami hal-hal seperti itu, jujur saja
memang sangat menjengkelkan. Namun, seiring berjalannya waktu seseorang
menyadarkan saya mengenai hal itu.. dia bilang, 'itu adalah cara alam menghibur kita, ham! Dia sedang mengajak kita bergurau, tersenyum, dan mentertawakan diri kita sendiri'. Dan,
ya! Saya tertawa, menertawakan diri saya sendiri ketika hal yang sama
terjadi lagi dan lagi kepada saya. Benar yang dia bilang, kejengkelan
itu muncul karena kita sendiri yang tidak mencoba bersahabat dengan
keadaan, seringkali kita hanya mementingkan kepentingan diri sendiri.
Lalu saya teringat salah satu isi dari buku 'The Secret', bahwa kita adalah pantulan dari apa yang kita pikirkan. Kita, pikiran kita dan alam itu bersinergi. Apa yang kita pikirkan itu memancar dari diri kita dan ditangkap oleh semesta. Maka, ketika kita berpikir bahwa hari itu kita 'sial' jangan heran kalau seharian itu kita akan selalu merasakannya. Inti dari buku itu sih menganjurkan kita untuk selalu berpikiran positip, begitulah. Tapi kenyataannya, pada prakteknya sulit ternyata. Terkadang pikiran-pikiran negatif bergerak dua kali lebih cepat merambat kedalam sistem saraf kita dibandingkan pikiran positif. Ah, setidaknya kamu tidak boleh berhenti berusaha ya! ;)
XVIII
-IAP-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar